Seorang perempuan pasti mempunyai standar kecantikan masing-masing. Ada yang harus berias agar terlihat anggun, ada yang memang sudah terlih...
Seorang perempuan pasti mempunyai standar kecantikan masing-masing. Ada yang harus berias agar terlihat anggun, ada yang memang sudah terlihat anggun walaupun tidak memakai riasan. Namun ada juga seorang perempuan yang tampil apa adanya walau mereka menyadari bahwa mereka tidaklah cantik. Lalu bagaimanakah standar kecantikan seorang perempuan itu ? apakah dapat dikatakan “memiliki standar” dari kata “cantik” ?
Kecantikan dalam prespektif islam telah dilontarkan dalam Firman Allah QS. Al-A’raf ayat 32 dimana Allah sangat menyukai keindahan (kecantikan) pada setiap Hamba-Nya. Ellitte dan Agus dalam jurnalnya mengenai “Konsep mempercantik diri dalam prespektif islam dan sains”, Allah telah melahirkan kecantikan dalam tubuh seorang perempuan dengan porsi sebaik-baiknya. Seorang perempuan dihalalkan untuk memperindah diri namun dengan cara dan produk yang halal.
Apakah cantik versi Allah tersebut telah diimani oleh semua wanita ? Menurut saya sangatlah belum. Mari kita bahas kecantikan versi perempuan Indonesia. Tidak asing lagi bagi kaum perempuan yang sedang mencari pekerjaan menemukan kata “penampilan menarik” atau “good looking”. Standar orang Indonesia dalam penampilan tersebut karena terpengaruh oleh role mode dari seorang aktris Indonesia yang harus tinggi, langsing, putih, bebas jerawat dan ideal menurut sebagian besar penghuni Indonesia. Lalu bagaimanakah dengan populasi perempuan yang hitam, agak berisi, penuh jerawat, pendek dan tidak ideal menurut sebagian besar orang ? mereka akan tersisihkan dan terpinggirkan bahkan terkucilkan dari kehidupan sosial. Sebagian perempuan yang memiliki mental kuat akan terus menjalankan kehidupan dengan tersenyum karena setiap kecantikan perempuan memiliki karakteristik masing-masing yang tidak dapat diseragamkan oleh kata “pantas” dari makhluk sosial. Namun sebagian besar perempuan yang memiliki ketidaksehatan mental akan mencoba berbagai cara agar mereka dapat diperhatikan dan dipandang sebagai orang yang “pantas”.
Ketidakadilan gender yang selama ini hanya berputar pada “laki-laki dan perempuan” saja telah menjadi perbincangan yang hangat dan biasa. Namun bagaimanakah ketidakadilan dengan sesama gender atau sesama perempuan ? Terkadang kita lebih sakit hati dengan sikap seorang perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan dengan penampilan menarik atau good looking hanya akan berteman dengan orang yang menurut mereka “secircle”. Padahal kenyamanan dalam hal pertemanan tidak hanya dilihat dalam segi fisik, namun lagi dan lagi orang akan melihat dari “cover” saja. Seorang perempuan hanya akan menilai perempuan lain jika ia telah memenuhi “standar” yang diakui oleh banyak orang. Namun bagaimana dengan perempuan yang masih kurang percaya diri itu ?
Menurut Najwa Shihab dalam sebuah utas “temukan sendiri definisi cantikmu”, seorang perempuan memiliki pesonanya masing-masing yang dapat dipandang sebagai keberagaman arti kata “cantik”. Apakah kalian hanya ingin semua perempuan di Indonesia langsing ? rambut lurus ? putih ? lalu dimanakah letak keberagamanya ? Indonesia penuh dengan suku dan budaya yang mempunyai simbol masing-masing dan tidak dapat disamaratakan. Maka sebagai perempuan Indonesia “Jangan mau didekte oleh ukuran kecantikan yang dibuat oleh orang lain”. Ambil standar kecantikanmu sendiri. Standar kecantikan yang tak memanusiakan kita sebagai perempuan sudah seharusnya ditinggalkan. Tidak serta merta cantik hanya karena “rupa” saja, namun cantik karena perbuatanya, tindakanya, aktivitasnya, prestasinya dan hal-hal baik yang dapat berubah dan mengubah kehidupan sosial kita.
Yuk cari standar kecantikan diri kita sendiri.
Oleh : Isti Faniyah
COMMENTS