Covid 19 #yukdirumahaja covid jateng
Gambar: Berbagai Sumber |
Senin lalu, 23 maret 2020 penulis punya janji ketemu dengan salah satu lawyer yang berbaik hati menawarkan kerja sama untuk menyumbangkan hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan di daerah kota Semarang yang membutuhkan. Janjian kami pukul 15.00 WIB di suatu cafe Jl. Supeno 3 Semarang (nama cafe sengaja disembunyikan karena penulis hanya numpang gratisan).
Seperti biasa karena background dari penulis adalah Gusdurian dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kami molor tidak sesuai jadwal yang disepakati, ini harus dimaklumi kalau mau membuat janjian dengan kami, kalau tidak memaklumi tradisi molor tersebut berarti bukan kami yang salah, melainkan yang mengajaknya (Yang bagian ini hanya bercanda ya gaes, lupa-lupa ingat).
To the point aja, sore itu penulis berangkat dengan salah satu kader PMII Rayon Gus Dur, sebut saja Ifah, ia merupakan direktur Lembaga Studi Advokasi dan Perempuan (LPSAP) Rayon Gus Dur yang sering melakukan pendampingan di wilayah Brintik atau lebih tepatnya secara administratif ditulis Jalan Wonosari 7 RT 6 RW 3 kelurahan Randusari kecamatan Semarang Selatan yang nantinya dijadikan sebagai salah satu tempat yang kami sasar untuk mendapatkan bantuan hand sanitizer.
Kemudian penulis menghampiri legend aktivis kemanusiaan Semarang, beliau ketua Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) sudah 3 tahun lebih dan gak tahu reornya kapan, tapi semangatnya patut ditiru oleh pegiat sosial kemanusiaan di Semarang pada khususnya. Soal inisial pasti sudah pada tahu siapa orang tersebut, biasanya orang memanggilnya Mas Wawan, Gus Wawan karena sering berpeci atau Pdt. (HC) Setyawan Budi karena beragam Kristen. Tak masalah, kata Gus Dur:
Tidak penting apa pun Agama atau Sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu. Ungkapan ini menjadi penting saat ini agar seluruh elemen bangsa dalam kondisi antah berantah ini tetap mengutamakan gotong royong ketimbang saling mencela dalam upaya melawan pandemi virus covid 19.
Oh ya, percakapan sore itu kami berbicara tentang bagaimana langkah yang kita ambil dan apa yang dapat kita perbantukan untuk membantu tenaga medis dalam upaya mengatasi virus ini, dan tentunya peran masyarakat mencegah penyebaran Covid 19 di Semarang yang masuk zona merah, Berdasarkan pantauan data Jateng Tanggap Covid 19 https://corona.jatengprov.go.id/ Kota Semarang per tanggal 23 Maret 2020 sampai dengan pukul 17.00 terdapat 700 kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP), 69 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), mungkin data hari ini sudah meningkat lagi.
Ada dua hal yang akan kita laksanakan, pertama, membantu sosialisasi edukatif di masyarakat yang dituju dan menyerahkan bantuan berupa hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan bila memang diperlukan, kedua, membantu pihak-pihak medis dalam upayanya mengatasi pasien covid 19 di kota Semarang.
Tak sekedar wacana, sore itu juga kita membagikan hand sanitizer bantuan dari yayasan Rasadharma ke 2 titik lokasi. , yaitu di daerah Brintik dan salah satu rumah sakit di daerah Semarang (sengaja disensor karena berkaitan dengan kesepakatan penulis dan pihak penerima untuk tidak menyebarluaskan nama Rumah Sakit (RS) tersebut).
Untuk bisa masuk ke RS yang dituju, kami melewati prosedur masuk yang ketat, kemudian menuju ruang posko siaga covid 19 untuk bertemu salah satu dokter yang nantinya akan memberikan keputusan untuk menerima atau tidak barang yang kami tentukan sesuai dengan kebutuhan RS tersebut.
Setelah menunggu sekitar 1 jam akhirnya dokter menemui kami dan menyambut dengan baik maksud kedatangan kami, di samping itu dokter cerita banyak soal pengalaman dan himbauan bagi kami. Nah, INI YANG PALING PENTING UNTUK PENULIS SAMPAIKAN KEPADA PEMBACA YANG BUDIMAN.
Mas kami dari pihak RS terima kasih banyak kepada anda-anda yang sudah berkenan membantu pekerjaan yang sulit ini, sebelum lebih lanjut tolong jaga kerahasiaan identitas dan RS kami karena ini berkaitan dengan prosedur RS ini. Sebenarnya kami memang sangat butuh bantuan seperti hand sanitizer, disinfektan untuk kita gunakan sebagai tambahan karena memang kurang stoknya, hari ini kami dalam membuat disinfektan pun kami buat secara mandiri. mengingat hari-hari ini pasien jumlahnya melonjak dan ketersediaan alat seperti Alat Pelindung Diri (APD) untuk kami pun masih ala kadarnya, sebenarnya kami lebih membutuhkan APD tersebut, bahkan sementara ini kami masih menggunakan jas hujan sebagai APD sementara. Kata dokter sambil menunjukkan APD berbentuk jas hujan kepada kami.
Belum lagi tantangan untuk membangkitkan teman-teman perawat dari ketakutan dan melecut semangat, lanjut dokter. Untuk bersama-sama merawat pasien yang terindikasi covid 19 yang hari ini total ada 8 pasien. ini betul-betul menjadi tantangan bagi kami, sampai-sampai setiap hari kami suplay vitamin terus menerus agar kondisi tim medis bisa tetap kuat untuk melayani pasien yang ada, belum lagi ketika ada PDP mau masuk, kita juga harus memastikan wilayah yang dilewati sebisa mungkin steril dan tidak menjadi tontonan sehingga membuat warga menjadi panik.
Kalau jenengan tahu mas, kami ini sudah beberapa hari tidak bertemu dengan keluarga, sekalipun bertemu harus benar-benar memproteksi diri untuk menjaga jarak dan tidak pula bertemu dengan anak-anak kami. Hal itu terpaksa kami lakukan Mas, meski sesungguhnya memang berat, karena sekarang lawannya adalah lawan yang tidak terlihat. Itu lebih sulit dibandingkan melawan yang terlihat meski mereka bersenjata lengkap. Maka dorongan moral dan bantuan ini sangat penting untuk kami tenaga medis yang saat ini sedang berjuang melawan pandemi covid 19 ini.
Himbauan-himbauan untuk selalu menjaga kebersihan, menjaga kesehatan dan tetap stay di rumah kalau memang tidak ada keperluan yang benar-benar mendesak untuk di indahkan, setidaknya itu bisa membantu kami sebagai tim medis. Kemudian kami menyerahkan bantuan dan terakhir dokter tersebut mengatakan nanti kalau ada apa-apa bisa langsung kontak saya saja ya Mas.
Siap pak, timpal kami lalu berpamitan menuju lokasi selanjutnya.
Yakni menuju Brintik untuk membagikan hand sanitizer kepada warga, tidak banyak memang, tapi mudah-mudahan itu bermanfaat setidaknya untuk memberikan pencegahan dan yang paling penting adalah dalam pemberian tersebut terdapat upaya edukatif untuk bersama-sama menjaga kebersihan seperti pesan dokter.
Dari curahan dokter di atas, patut kita sadar diri dan sadar bersama, untuk meringankan beban dokter dan menjaga diri, sementara waktu baiknya kita mengisolasi diri di rumah, menjaga kebersihan dan perilaku hidup sehat .
Selain meringankan beban tenaga medis, anda juga perlu menyayangi diri anda, keluarga anda dan semuanya (jangan pacar orang terus yang disayang wkwkwkwk),
Mengikuti anjuran dokter menjadi wajib untuk dilakukan sampai bangsa dan dunia ini selesai menghadapi wabah, lebih-lebih bagi yang sudah masuk zona merah maupun kuning. dan bagi yang daerahnya masih hijau dalam arti hanya terdapat ODP dan jumlahnya sedikit tentu jangan menganggap remeh, karena belum tentu sepenuhnya daerah tersebut benar-benar aman dan tidak terdapat orang yang berpotensi terkena covid 19.
Hal tersebut dapat disimpulkan dari beberapa peristiwa daerah yang ODP-nya rendah sekarang menjadi PDP, itu artinya dalam hal ini semua wilayah berpotensi terserang virus.
Tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri jika wabah virus pada akhirnya masuk ke wilayah yang minim fasilitas kesehatan sebagai rujukan covid 19. Oleh karena itu jangan sampai meremehkan, tetap ikhtiar, jangan panik, dan di rumah saja jika tidak ada keperluan yang mendesak untuk dilakukan.
Penulis: Ahmad Sajidin
COMMENTS