Goro gari ning manungso Akeh bendu kang kroso ge girisi Korban jiwo rogo tuhu Milo samhoyo jogo Reboisasi tanem tuwuh iku perlu Kanggo h...
Goro gari ning manungso
Akeh bendu kang kroso ge girisiKorban jiwo rogo tuhuMilo samhoyo jogoReboisasi tanem tuwuh iku perluKanggo hangreseping toyoMugo biso lestari(Musik pengantar dalam film dokumenter “Samin vs Semen” karya Dandhy Laksono, Watchdog)
Hamparan
sawah yang membentang dari utara ke selatan mulai menguning membuat sejuk hati
warga desa Tegal Dowo kecamatan Gunem kabupaten Rembang. Di depan mata, burung
saling mengejar satu sama lain. Sesekali menapakkan kaki di dahan padi yang
menguning. Tiba-tiba, hantu-hantuan sawah terbawa angin hingga bergerak
membuat burung ketakutan dan berpindah
ke dahan yang lain.
Manusia
sadar mengenai kebutuhannya. Sebut saja sebagai kesadaran kedua atau consiciounsness
yang membedakan dengan kemampuan merawat lingkungan sekitar pada tingkat
pertama dengan cognition. Kesadaran tentang lingkungan sekitar atau cognition
sebagai proses kognitif yang berlangsung dengan melibatkan keseluruhan
pengalaman persepsi, perasaan, intuisi dan pancaindera. Proses kognitif terjadi
dan dialami oleh semua makhluk hidup (Sony Keraf, 2016: 21).
Kesadaran
kongnitif wilayah Gunem tergambar dalam film garapan Dandhy Dwi Laksono “Samin
vs Semen”. Gerilya Pabrik Semen Indonesia mencari karst dimulai sejak 2006. PT.
Semen Gresik akan membangun semen di daerah Sukolilo, Pati. Salah satu daerah
yang memiliki wilayah karst dengan gugusan Pegunungan Kendeng Utara. Sayang, niat
untuk membangun tak direstui warga dengan melakukan “jihad konstitusi” ke PTUN
dan Mahkamah Agung di tahun 2009. Permintaan pun dikabulkan agar tidak
berlanjut pembangunan pabrik tersebut.
PT.
Semen bukan perusahaan kemarin sore, putusan Mahkamah Agung tak mungkin dianggap
“agung” seperti namanya. Pepatah mengatakan, ada seribu jalan menuju pendirian
pabrik yang harus dicari di pedalam desa dengan bantuan orang-orang desa
berdasarkan penelitian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai
permintaan PT. Semen Indonesia. Hingga pada akhirnya Kecamatan Gunem, Kabupaten
Rembang menjadi alternatif berikutnya yang akan diperjuangkan.
Bim
sala bim, AMDAL PT. Semen Indonesia keluar di bulan Juni 2014. Tak mau
terlarut dalam suka cita, dua hari selanjutnya, 16 Juni 2014 dilaksanakan peletakan
batu pertama pembangunan PT Semen Indonesia. Warga sudah seharusnya berang
kedatangan “jelangkung berkerah pembangunan ekonomi”. Datang tak diundang untuk
mengubah ijo royo-royo mejadi abang jembrang. Hutan akan
kehilangan fungsinya, warga kehilangan airnya, Pencipta murka. Lantas?
Pemblokiran
menjadi sarapan pagi yang ditunjukkan kepada ribuan petugas pengamanan
peletakkan batu pertama. Ibu-ibu yang berusaha memblokir jalan dianggap tidak
mematuhi prosedur menyatakan pendapat, karena belum berkirim surat ke Polres
Rembang. Upaya tersebut dilanjutkan dengan pendirian tenda di Gunung Bokong
yang berdiri hingga hari ini.
Rakyat
“Hanya” Berjuang
Adagium
suara rakyat suara Tuhan (vox populi, vox dei) diartikan secara harfiah
sebagai sebuah keniscayaan yang harus diemban oleh pemimpin di wilayah penganut
demokrasi. Alasan sederhana berupa “dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh
rakyat”.
Kala
mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018, Ganjar Pranowo
menebar janji akan membuat Jawa Tengah ijo royo-royo. Setelah menjadi
orang nomor satu di daerah berusaha mendekat menggunakan media sosial dan menjauh
dari “rengekan rakyat” dengan berbagai cara. Taktik tersebut disebut sering
disebut “defend of kepepet” yang terkenal ampuhnya. Mundur selangkah
demi selangkah menutup pelan pintu masuk meraih keadilan. Posisi suara rakyat
sebagai suara Tuhan “perlahan” tertutup dengan rapi.
Apa daya,
rakyat sekarang tak selugu zaman Orde Baru. Menghimpun kekuatan menjemput
keadilan yang nyata di depan mata. Membela tanah air bentuk
perjuangan menjaga keutuhan bangsa. Walaupun melawan orang sendiri yang
berusaha tutup mata melihat permasalahan yang ada.
Menutup
mata dengan tumpukan daging keserakahan demi menghalalkan berdirinya pabrik yang akan
merusak lingkungan. Segala macam upaya dilakukan demi mencapai suatu tujuan. Worldview
knowledge is
power menjadikan seluruh objek alam merupakan pemuas kebutuhan
hidup manusia. Alam tunduk pada kepentingan manusia dan diperlakukan seperti
budak. Pemahaman lama sebagai ibu pertiwi yang memberi kehidupan hilang sama
sekali dan secara radikal digantikan oleh cara pandang mekanistis tentang alam
sebuah mesin. (Sony Keraf, 2016: 59). Orang-orangan kiriman dari “surga” dengan
ilmu pengetahuan yang mumpuni diminta fatwa serta berkas penilitian yang akan
memperkuat argumen mereka.
Jumlah
investasi yang telah digelontorkan menurut tirto.id oleh PT. Semen
Indonesia senilai 5 Triliun dan membicarakan target produksi tiga juta ton yang
statusnya BUMN milik Negara. Alam seolah mati karena tak bisa diajak komproni
untuk menghasilkan pundi-pundi kekayaan setiap waktu.
Uang
triliunan rupiah berencana “mendekonstruksi” pola naturalisme warga yang akan
terdampak pabrik sejumlah 607.198 warga dengan area pabrik yang terdampak
akibat kegiatan penambangan dan operasional pabrik tersebut mencapai
3.020. Jumlah tanah 131,5 hektare di antaranya merupakan kawasan
karst di 14 kecamatan di Kabupaten Rembang. Defisit air merupakan harga mati
yang harus diperjuangkan. Angka 51 juta liter hanya angka yang mungkin dapat dibalas
dengan angka. Namun realita kekeringan pasca berdirinya pabrik sudah ditampilkan
oleh Tuban, Jawa Timur.
Pembangunan
insfrastruktur dan penopangnya penting untuk digunakan oleh rakyat. Implikasi
mempermudah yang lemah dengan memperhatikan surplus value yang dimiliki.
Pembangunan itu juga semestinya tidak serta merta menghilangkan akses
orang/rakyat pada tanah yang sebelumnya mereka miliki. Lalu menggantinya dengan
sejmlah uang dan tidak bertanggungjawab atas kelangsungan kualitas hidup rakyat
pasca pengambilalihan tanah mereka. (Ismatul Hakim dan Lukas R Wibowo (ed), 2014: 174).
AMDAL
PT. Semen pun ogah menganggap sah data yang dihimpun oleh Jaringan
Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PKK). Daerah Cekungan Air Tanah
(CAT) Watuputih dapat memenuhi air sejumlah
51 juta liter/hari. Jumlah mata air
sebanyak 109. Warga di sekitar Pegunungan Kendeng menikmati 10 persennya
berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan warga di 14 kecamatan, dan sisanya untuk
pengairan sawah.
Sebab,
perusahaan sudah menyiapkan sejumlah lowongan kerja untuk warga Rembang. Pada
saat pembangunan proyek pabrik, mereka mengklaim bisa merekrut 3.800 pekerja.
Masa pembangunan menurut Agung Wiharto diperkirakan akan berlangsung selama satu
hingga satu setengah tahun. Setelahnya pabrik semen akan dilengkapi teknologi
modern yang hanya dioperasikan 400–450 tenaga kerja. Sementara perusahaan
pemasok dan pembangun proyek juga diminta komitmennya untuk merekrut warga
Rembang. “Komposisinya, 70 persen harus warga Rembang,” jelas Agung.
Pendirian
Pabrik Semen Indonesia di Rembang jauh dari semangat pembangunan para founding father. Mereka ingin mengubah
susunan masyarakat dari masyarakat warisan stelsel feodalism dan
kolonialisme menuju ke arah masyarakat yang bebas dari penindasan dan
ketidakadilan struktural, bebas dari eksploitasi manusia oleh manusia, serta menuju
masyarakat demokratis. Pabrik Semen sebagai “pundi-pundi uang” negara hanya
memandang segala sesuatu dari ekonomi-sich. Memandang rendah materi (ren
estended thing) dibandingkan dengan jiwa dan akal budi manusia (regigitans,
the thinking thing). Pengaruhnya lebih lanjut adalah alam semesta diidentikkan
sebagai sekadar materi yang lebih rendah karena alam hanya nilai instrumental
bagi kepentingan manusia, karena alam – sama halnya tubuh manusia – mengenal
dan berbeda dari jiwa dan akal budi manusia.
Dua,
membangkitkan jiwa merdeka dan semangat kemandirian serta mengikis mentalitas
bangsa terjajah sebagai nation and character building. Jeritan
warga terdampak Pabrik Semen bukan hanya soal ketakutan mereka terhadap
keberlangsungan hidup dirinya sendiri. Generasi penerus yang sudah dipersiapkan
lahan garapan akan “sirna”. Dalam dialog Film Samin VS Semen” Gunarto dalam perbincangannya, “Sedulur
Sikep kan membutuhkan air sebagai penghidupan sebagai petani. Dalam dunia
pertanian butuh air dan tanah sebagai peningkatan produktivitas. Zaman nenek
moyang dulu kita disuruh untuk membayar upeti kepada penguasa. Setelah
kemerdekaan namun masih ada ketidakadilan yang dilakukan oleh bangsa kita
sendiri.”
Ketiga,
membangun secara fisik sarana ekonomi untuk kesejahteraan rakyat secara adil
dan merata. Berkaca terhadap problem hilangnya lahan dan sumber daya hutan
seringkali mengakibatkan pemiskinan dan tumbuh rasa ketergantungan kepada
bantuan pemerintah untuk sekadar mempertahankan hidup. Contoh nyata mengenai
komunitas Spean di Malaysia atau Orang Rimba di Jambi. Hubungan kekuasaan yang
tidak seimbang (imbalance) antara masyarakat lokal (adat) dan elit
korporasi dan pendatang politis telah menlanggengkan kemiskinan dan
marginalisasi. (Ismatul Hakim dan Lukas R Wibowo (ed), 2014: 4).
Panjang
Umur Perjuangan
Ibu Bumi wis maringi (Ibu Bumi sudah memberi)Ibu Bumi dilarani (Ibu Bumi disakiti)Ibu Bumi kang ngadili (Ibu Bumi yang mengadili)La ilaha illallah, Muhammadun rasulullah (3x)
Kompas.com memberitakan
bahwa gugatan dengan obyek sengketa PT. Semen Indonesia yang digugat oleh Joko
Priyatno perwakilan JMPKK dan Yayasan Walhi memenangkan perseteruan panjang
pada tanggal 5 Oktober 2016 melalui amar putusan Mahkamah Agung. Mencari “jalan
tikus” di belantara keputusan hukum yang akan merugikan saham-saham yang telah
digunakan. Baik itu APBN dan maupun iuran “pemilik saham” untuk menghancurkan
alam.
Lantunan
yang selalu keluar dari mulut para pendemo yang berhari-hari menunggu
pengumuman dari orang nomor satu Jawa Tengah. Mereka tidak pernah merasa lelah
untuk melakukan aksi aksi yang bersifat kultural dan memilih “damai” ketimbang
melakukan provokasi. Gerbang sebelah utara Pemprov Jateng dari hari ke hari
bukan semakin sepi pengunjung, justru membuat para pengendara yang lewat mampir
untuk mengetahui permasalah apa yang sedang terjadi.
Sejumlah
LSM, aktivis, dan pegiat lingkungan silih berganti menemui para pejuang yang
tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PKK). JM-PKK
sebagai bentuk perjuangan utama untuk mengubah kategorisasi suatu kelompok yang
diperjuangkan itu dari status-status yang mendiskriminasikan mereka menjadi
status baru. Kampanye dan advokasi kebijakan dari kelompok-kelompok gerakan
sosial akan memasuki babak baru ketika badan-badan pemerintah suatu Negara
mengubah ketegorisasi atas suatu kelompok warga yang mereka perjuangkan itu.
Saat sinar matahari akan terbenam mereka kembali ke camp di Pondok Pesantren
Soko Tunggal asuhan Gus Nuril.
The
social forces at work particular conjuncture are not radom. They are formed out
of history. They are cuite particular and specific and you have to understand
wha they are, how they work, what their limits and possibilities are, what they
can and cannot accomplish… but what it the outcome of the struggle between
those different contending relations or forces is not given known predictable.
It has everything to do with social practice, with how a particular contest or
struggle is conducted (Kekuatan kekuatan sosial yang bekerja dalam suatu
konjungtur tertentu bukanlah bersifat pragmatis. Mereka dibentuk dari dan oleh
sejarah. Sejatinya mereka itu khusus dan spesifik dan kamu harus mengerti apa
dan siapakah mereka, bagaimana mereka bekerja, apa batas-batas dan kemungkinan
mereka dan apa yang mereka dapat dan apa yang tidak dapat tunaikan). (Stuart
Hall, 2007: 280)
Sebelum
aksi tersebut, mereka telah melakukan hal yang sama 20 Mei 2016, “Doa
Nusantara” ini dilantunkan oleh ribuan warga Pati sebelum dan saat melakukan
aksi jalan kaki (long march) sepanjang 20 kilometer
dari Petilasan Nyai Ageng Ngerang di Kecamatan Tambakromo menuju alun-alun Kota
Pati untuk mengajak semua pihak melestarikan pegunungan Kendeng. Lantunan doa
itu kembali menggema pada aksi long march berikutnya yang menempuh
150 kilometer dari Rembang ke Semarang pada 5-8 Desember 2016.
Mereka datangi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mematuhi putusan Mahkamah Agung yang
pada 5 Oktober 2016 telah mengabulkan Peninjuan Kembali (PK) gugatan mereka
atas izin lingkungan kepada PT Semen Gresik (kemudian menjadi PT Semen
Indonesia). Doa itu terlantun kembali oleh Gunretno, koordinator Jaringan
Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), pada acara MetroTV, “Mata Najwa:
Bergerak Demi Hak”, 21 Desember 2016. Sebelumnya, pada 11-13 April
2016, sembilan “Kartini Kendeng” menyemen kakinya di depan Istana Negara.
Rangkaian
unjuk rasa yang tidak biasa itu adalah bukti bahwa para petani sungguh merasa
terancam oleh pembangunan pabrik semen di wilayah tempat mereka tinggal di
sekitar pergunungan Kendeng—dan mereka sudah menolak pembangunan pabrik semen
sejak 2006. Kesungguhan itu lahir dari tradisi yang mengakar di masyarakat
lokal, yang di dunia akademik biasa disebut “ekologi adat”.
Dalam
istilah Wiradi dalam buku Hutan untuk Rakyat; Jalan Terjal Reforma Agraria di
Sektor Kehutanan, permasalahan agraria di bumi pertiwi merupakan pseudo
agrarian reform di mana tambang-tambang yang akan mejauhkan masyarakat
sekitar dari kesejahteraan melainkan akan menambah daftar panjang konflik
mengenai lahan. Berawal dari lahan Negara yang akan merembet ke lahan warga. (Ismatul Hakim dan Lukas R Wibowo (ed), 2014: 5)
Dalam
pandangan Vandergesst, batasan definisi teritolisasi tersebut adalah sebuah
proses yang dibuat oleh Negara untuk mengontrol orang dan aktivitasnya dengan
cara sekeliling ruang geografis, menghalangi orang-orang tertentu masuk ke
ruang tersebut dan dengan mengizinkan atau melarang aktivitas di dalam
batas-batas ruang tersebut. (Vandergeest, 1996,.p. 159)
Keberadaan
krisis lahan, peran Negara sangat dibutuhkan sebagai upaya pengejawantahan
pasar. komitmen politik dapat menjadi pijakan yang kuat dengan mendayagunakan
berbagai otoritas kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki untuk mengubah struktur
penguasan lahan. Dibutuhkan visi kebangsaan yang menguatkan pendekatan
inklusif. Land reform by leverage salah satu solusi yang harus ditempuh
ketika Negara tidak bisa memenuhi aspirasi dan dinamika sosial yang terus
berkembang. Jika diserahkan pada pasar maka hukum rimba yang berjalan. (Ismatul Hakim dan Lukas R Wibowo (ed), 2014:
53)
Tim
KLHS diisi oleh para ahli independen termasuk pakar lingkungan dan tata
ruang dan hukum. Merujuk SK kementerian, tugas tim KLHS adalah
mengkaji kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, perkiraan
mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup, kinerja layanan/jasa ekosistem,
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan, dan potensi
keanekaragaman hayati.
Menteri
Siti Nurbaya sudah meminta tim KLHS bekerja lebih cepat. Dalam waktu tiga
minggu sejak rapat 14 Desember, Nurbaya meminta tim membuat kajian ekonomis,
ekologis, dan kewilayahan CAT yang disebut-sebut dalam putusan tersebut.
“Catatan
itu akan dijadikan bahan dalam perbaikan, sehingga semua bisa menjawab yang
dipersoalkan,” katanya.
Stuart
Hall menyatakan, ”Apa yang menjadi hasil dari pertarungan antara hubungan-hubungan
atau kekuatan-kekuatan yang saling bertading satu sama lain bukanlah merupakan
takdir, sudah diketahui sebelumnya, dan dapat diramalkan. Segala sesuatunya
bergantung pada praktik sosial dengan mana pertarungan atau perjuangan tertentu
berlangsung. (Ismatul Hakim dan Lukas R Wibowo (ed), 2014:
108).
Hingga
pada akhirnya “perjuangan belum selesai”. Addendum nada sumbang dalam simphony
Bethoven yang sering dijadikan rujukan oleh pemusik-pemusik piawai di jagat
raya. Jika Bethoven dapat menghipnotis segala penjuru dunia dengan kejelian
melakukan improvisasi dalam bidang musik, tidak berlaku pada kesempatan pada
Addendum untuk PT. Semen melakukan re-amdal-isasi. Menjadi sulap di negeri
dongeng bernama “Indonesia”. Apa betul rakyat disuruh melakukan simulasi hukum
formal kembali dengan hasil yang sama.
Fadli Rais
Fadli Rais
Kader PMII Rayon Syariah Komisariat Walisongo Semarang
Daftar
Bacaan
Internet
https://tirto.id/upaya-ganjar-mengamankan-semen-rembang-ceBE
“607.198
Warga Terdampak Pabrik Semen di Kabupaten Rembang” murianews.com diakses
tanggal 27 Januari 2017.
http://www.ppmn.or.id/id/microsite/item/96-kartini-penyelamat-mata-air-rembang-bag-2
Buku
Hakim, Ismatul dan Lukas R Wibowo (ed), Hutan untuk Rakyat ; Jalan Terjal Reforma Agraria di
Sektor Kehutanan .Yogyakarta, LKIS: 2014.
Keraf,
Sony, Filsafat Lingkungan Hidup, Alam sebagai Sebuah Sistem Kehidupan, (Yogyakarta,
Kanisius: 2016)
Film
Samin
VS Samen produksi Watchdoc Image.
COMMENTS